Senin, 18 April 2011

Udik Sedunia

Oleh Edelwise Tsurayya

Aku dan teman-teman sedang berjalan menuju bus yang akan membawa kami ke Kuala Lumpur International Airport. Hari ini adalah jadwal kepulangan utusan dari Palembang, Bandung, Jakarta dan Medan. Sedangkan besok adalah jadwal kepulangan teman-teman dari Pekanbaru.
Ketika tiba di Bandara, semua sibuk dengan aktivitas masing-masing mengambil posisi antri di tempat barang-barang bagasi, tinggallah aku yang linglung.
“Ranselku… ranselku mana ya?” ungkapku gugup ketika memeriksa sekeliling.
Setelah dicari-cari tak ditemukan di bagian barang-barang bus. Aku gagap sambil mengingat-ingat dimana keberadaan ransel tersebut. Seingatku aku kumpulkan ransel tersebut dengan koper-koper lainnya. Akhirnya aku teringat dengan teman yang masih berada di asrama Universitas Malaya. Dalam kepanikan yang mencekam segera kuhubungi dengan sisa pulsa yang masih memadai.
“Alhamdulillah ranselku ada, tertinggal di Cafetaria Universitas Malaya ketika sarapan pagi tadi, ternyata ranselku ada di kursi sehingga tidak ikut terangkut.” Ungkapku pada teman-teman.
Namun mendadak jadi panik berjamaah, “Bagaimana bisa pulang? tak cukup sejam lagi waktu pesawat berangkat, sedangkan perjalanan dari Asrama Universitas Malaya lebih dari sejam perjalanan.” Kembali fikiran itu menghantuiku, alangkah rumitnya mengurus pemberangkatan lagi untuk besok hari. Sedangkan dompet, paspor dan semuanya ada di ransel itu.
Tiba-tiba Anggun membuatku tersentak dan kembali mengingatkanku. “ Mbak, tadi pagi kan titip paspor sama Anggun, jadi Mbak bisa pulang hari ini juga!”
“What? aku baru ingat hal itu, Alhamdulillah Ya Allah, sunggguh tak disangka. Seolah-olah ada firasat tanpa disadari untuk kejadian hari ini. Semua jadi terharu, tak disangka-sangka. Sungguh ini adalah Kekuasaan Allah, jika tidak maka terdamparlah aku di negeri orang.
“Ini pelajaran buatku, untuk mengecek segala sesuatu sebelum berangkat.” Gumamku, padahal membela sifat pelupaku.
Akhirnya, aku bisa pulang ke tanah air dengan predikat sebagai penumpang pesawat paling miskin sedunia. “Ya… tak ada satu sen pun uang yang kupunya.”
“Ter-la-lu …. Iya deh, udik sedunia.”


Base on true story Agust, 30 2008.
In memoriam of Malaysia ^_____^

Membuat Buku yang Bergizi

Penulis: Hernowo

Salam jumpa!

Senang sekali dapat terus bertemu dengan Anda di Mizan OnLine. Meskipun pertemuan kita hanya lewat jembatan bernama kata-kata, namun saya harus bersyukur karena saya diberi kesempatan untuk terus berlatih menulis. Semoga, saya sungguh ingin berharap, pembaca juga mendapat manfaat dari tulisan-tulisan saya.

Mulai minggu depan, insya Allah, saya akan membuat tulisan berseri di rubrik “Plong” dengan topik sebagaimana judul tulisan saya ini. Saya ingin mengajak para pembaca untuk melakukan eksplorasi bersama saya ke dunia buku, tepatnya dunia yang di dalamnya kita dapat menikmati bagaimana seseorang membuat buku.

Saya akan mencoba menjadi pemandu pembaca dalam menjelajahi hampir semua corak buku yang pernah dibuat oleh para penulis andal. Tentu, kata “hampir semua” itu tidak lantas merujuk ke seluruh buku yang ada di dunia. Saya akan memilihkan buku-buku yang, menurut penilaian saya, memberikan hal-hal baru.

Titik tekan saya dalam memilih buku-buku yang memberikan hal-hal baru itu terletak pada bagaimana seorang penulis menyajikan gagasannya, dan bagaimana penyajian itu dapat memberikan suasana lain saat seorang pembaca masuk ke dalam dunia buku yang diciptakan penulis tersebut.

Apa yang saya rumuskan itu tentulah masih abstrak. Namun, saya akan mencoba menunjukkannya pada serial tulisan saya yang berkaitan dengan “bagaimana membuat buku yang bergizi tinggi”. Pada tahap awal, kita akan belajar kepada penulis-penulis sukses, seperti Spencer Johnson, Jalaluddin Rakhmat, J.K. Rowling, Helen Fielding dan masih banyak penulis lain, yang menuangkan gagasannya secara apik dan tertata.

Selanjutnya, setelah kita memiliki sejumlah pengetahuan tentang corak buku yang disajikan dengan sangat kaya dan berbeda, kita akan masuk ke pengenalan komponen buku secara sangat tajam. Dalam buku Mengikat Makna, saya telah menunjukkan secara selintas anatomi buku. Nah, di dalam serial tulisan saya kali ini, saya akan mempreteli (membongkar secara detail dan satu per satu) setiap komponen dan kemudian mengenali apa fungsi tiap komponen itu dalam “membunyikan” buku.

Setelah semuanya itu, saya akan menunjukkan kepada pembaca bagaimana kita dapat mengelola energi kreatif yang ada di dalam diri kita untuk menciptakan judul-judul yang “menggigit”. Atau, dalam konteks lain, misalnya, adalah bagaimana kita memanfaatkan benar potensi kita untuk memadukan bahasa rupa (visual) dan bahasa kata (tekstual) secara melejit dan menarik.

Pembaca yang budiman, membuat buku memang dapat mengasyikkan. Bagi saya, membuat buku bagaikan melakukan pemotretan atas kehidupan diri saya, dan kemudian hasil pemotretan itu saya petakan secara apik di sebuah album. Menata foto yang diletakkan secara miring, atau memberikan komentar foto yang mengesankan, hampir persis keadaannya saat saya merakit gagasan orang lain ke dalam buku-buku saya.

Tentu, saya akan berusaha sekuat daya saya untuk tidak terjebak pada pemaparan yang pelik, rumit, dan cepat membuat para pembaca bosan. Saya akan mencoba memberikan paradigma baru dalam membuat buku. Saya akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan saya sependek mungkin dan bersifat “how to” (bagaimana melakukan sesuatu secara praktis). Doakan saja ya supaya saya dapat memenuhi syarat-syarat yang telah saya rumuskan tersebut.

Yang lain, saya ingin proses saya menyajikan serial tulisan ini berlangsung interaktif. Artinya, saya mengajak para pembaca untuk memberikan respons dan bertanya tentang apa saja. Anda dapat langsung mengirim e-mail ke info@mizan.com atau bisa langsung juga mengirimkannya kepada saya. Saya akan senang sekali apabila proses interaksi ini terjadi. Sebab hanya dengan bertukar pengalaman secara aktiflah, sebuah gagasan atau perumusan itu dapat terus direvisi dan disajikan dengan lebih baik.

Kemudian, selain itu pula, saya juga akan membangkitkan minat para pembaca untuk punya kemauan, terutama, dan kemampuan menulis buku. Tentu, saya tidak bisa mengarahkan agar pembaca membuat buku ini dan buku itu. Pilihan membuat buku dalam konteks ini atau konteks itu, saya serahkan sepenuhnya kepada pembaca. Saya akan menunjukkan saja, di dalam serial tulisan saya ini, bahwa potensi membuat buku itu sebenarnya sudah tertanam di dalam diri pembaca.

Nah, akhirnya sampailah saya pada penjelasan soal kenapa harus menggunakan kata “bergizi” dan ditambah dengan kata “tinggi” lagi. Kan sudah cukup kalau buku itu “bergizi” dan tidak usah gizi yang dikandungnya tinggi? Benar sekali. Buku yang bergizi saja sudah cukup. Buku yang bergizi sudah pasti akan membuat seorang pembaca buku mampu menyerap gizi-ruhani yang luar biasa. Kenapa harus ditambahi kata “tinggi”?

Pembaca, saya menambahi kata “tinggi” agar di dalam menuliskan serial tulisan ini ada semacam tantangan. Saya memang belum punya konsep tentang “bergizi tinggi” itu seperti apa. Atau bagaimana merumuskan secara objektif dan bisa disetujui oleh hampir semua kalangan tentang buku yang miliki “gizi tinggi” itu. Sungguh, pada saat ini, itu belum terpikirkan oleh saya.

Saya, sekali lagi, hanya ingin ada tantangan. Soal buku yang bergizi, saya kira sudah saya jelaskan di dalam dua buku saya, Mengikat Makna dan Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza. Saya merumuskan buku-buku yang memiliki gizi adalah buku-buku yang mampu menggerakkan pikiran pembacanya. Dan proses penggerakan pikiran yang dapat dilakukan oleh sebuah buku, ada kemungkinan, hanya lewat susunan kata yang memang memenuhi kaidah penalaran, diksi yang baik, serta juga koherensi dan komposisi yang yahud pula, yang disajikan oleh sebuah buku.

Lantas, kira-kira bagaimana rumusan soal buku yang bergizi tinggi? Semoga saja, serial tulisan saya nanti dapat memecahkan soal ini. Selamat menikmati, dan senang dapat membantu Anda.

Nyalin dari:
http://longjournal.wordpress.com/2008/12/24/membuat-buku-yang-bergizi/

Kiat Menulis Resensi Buku

sumber: Republika.co.id

Menulis resensi atau kritik buku sebenarnya nggak sulit. Kalau mau, kamu juga bisa. Nah, berikut ini ada beberapa tips agar kamu piawai menulis resensi.
* Tulisan resensi yang menggambarkan sinopsis harus sesuai dengan isi buku. Banyak peserta yang terdaftar dalam kompetisi ini ternyata kurang memahami isi buku sehingga sinopsis mereka berbeda dengan isi buku.

* Ketajaman analisa. Setelah memahami isi buku, kamu harus bisa menilai apakah isi buku bermanfaat atau tidak ? Jika memang bagus, beri penjelasan di mana letak sisi bagus itu. Begitu pun sebaliknya. Di samping itu, kamu harus pula menguasai pengetahuan lain sebagai bahan pembanding isi buku yang hendak kamu kritisi itu, termasuk di dalamnya menyikapi masalah yang ditampilkan buku tersebut.

Asal kamu tahu, prosentase terbesar kriteria penilaian ada pada ketajaman analisa. Di sini, kamu harus bisa mengaitkan masalah lain yang ada dengan masalah yang diangkat buku itu. Dari sini, gagasan kamu dan isi buku mengenai masalah yang sama, bisa bertemu. Tentu saja kamu bisa mengungkapkan ketidaksetujuan atas gagasan penulis buku yang bersangkutan. Pada saat yang sama, kamu juga harus menawarkan argumen untuk mendukung pendapatmu.

* Gunakan bahasa yang terstruktur, lugas, dan jelas sehingga memudahkan pembaca memahami maksud kamu. Melalui bahasa semacam itu, kamu bisa menulis ulang isi atau materi yang terkandung dalam buku, kemudian mengkritisi isinya jika ada yang dinilai kurang tepat. Selain itu, penulis resensi juga harus memiliki kemampuan memahami isi buku secara benar.

* Terakhir, hindari penggunaan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kalimat panjang bisa mengaburkan pesan yang akan disampaikan. Jangan lupa, pilih kata-kata yang tepat untuk merangkai tulisan resensimu. Dengan cara ini, niscaya pembaca akan gampang memahami maksud kamu. Tidak sulit, kan? Oke deh, selamat mencoba. berbagai sumber/cho

——————————–
File ini merupakan posting Yasmin Agency pada tanggal 10 Juli 2003
nyalin dari:
http://longjournal.wordpress.com/2008/12/24/kiat-menulis-resensi-buku/

Aku Ingin Ke Bulan

Oleh Edelwise Tsurayya

Aku ingin ke bulan, karena bumi begitu sesak
Di daratan dan lautan tak ada tempat bertambat
Dari utara ke selatan penuh kemunafikan
Dari timur ke barat penuh keangkuhan

Si angkuh menyerigai, bagai serigala mengintai sekawanan rubah
Si munafik tersenyum licik bagai pyton kelebihan beban

Aku ingin ke bulan, karena bumi penuh noktah
Halalkan simbah darah
Kaya titah dan serapah
Aku mulai jengah.


(11.11am 20.3.2011)
-EdT on teparz-

Kisah Lalu

Oleh Edelwise Tsurayya

Jelang malam aku duduk terpaku
Hujan jenuh meratapiku
Aku adalah jawara kampungku
Usia muda kelebihanku
Namun ilmu bukan hal baru

Si pongah datang mencaciku
Kutepis bias bersama bayu
Hirauku tak dianggapnya perlu
Aku berlalu
Dia membuntutiku

"Apa yang kau mau?"
Tanyaku tanpa ragu
Kala dia tergugu
Tanganku mendarat bagai palu

Ini kuanggap perlu
Karena kau tak tahu
Kau bukan siapa-siapa bagiku
Kau hanya guru masa lalu
"Pahamkan itu!"
Ajianku mengantarkanmu
Menuju samudra biru
Umpatan tak pantas bagimu
Hanya memberi bekas palsu
Pergilah jawara seniorku....

[EdT]
22.03.2011 -7.30pm

Lara Mengenamu

Oleh Edelwise Tsurayya

Lepaskan jika sesak
Lepaskan jika jengah
Lepaskan jika tak sanggup menggenggam

Asaku...
Tak usah kau genggam
Makin dalam
Rasa itu makin hancur
Menguap bersama bias udara pasar

Asaku...
Tak usah kau bungkam
Makin kau redam
Rasa itu beranjak pudar
Berpendar bersama tatapan hambar

Lepaskan saja…
Lepaskan
Jika tak sanggup menggenggam
Tanpa bungkam
Rasamu hilang bersama fajar
Lepaskanlah dia pada-Nya

[Edt]
18 maret 2011 (12.43 pm)
*teruntuk orang-orang yang tertatih membalut luka

Unsur-Unsur Resensi

Oleh : Hafijah

Resensi yang merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik populer tetap mempunyai aturan-aturan penulisan. Aturan tersebut didasarkan pada unsur-unsur yang membangun resensi buku. Setiap media massa mempunyai pola sendiri dalam penulisan resensi. Akan tetapi pola-pola tersebut tetap mengandung unsur-unsur resensi pada umumnya. Unsur tersebut menurut Samad (1997:7—8) meliputi judul resensi, data buku, pendahuluan, tubuh atau isi pernyataan, dan penutup.

Judul resensi haruslah selaras dengan keseluruhan isi resensi dan tentu saja menarik. Dalam unsur yang kedua, data buku, terdiri dari (1) judul buku, (2) pengarang, (3) penerbit, (4) tahun terbit beserta cetakannya, (5) tebal buku, dan (6) harga buku (jika diperlukan). Unsur tubuh resensi merupakan bagian inti dari suatu resensi. Bagian ini memuat diantaranya (1) sinoposis atau isi buku secara bernas dan kronologis, (2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, (3) keunggulan buku, (4) kelemahan buku, (5) rumusan
kerangkan buku, (6) tinjauan bahasa, dan (7) adanya kesalahan cetak. Terakhir, unsur penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Pendapat ini senada dengan pendapat Saryono (1997:68), tetapi Saryono menambahkan unsur penulis resensi setelah unsur penutup resensi.

Sementara itu, Romli (2003: 78—81) berpendapat bahwa resensi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Pada bagian penduluan, peresensi memberikan informasi mengenai identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan. Kemudian di bagian kedua berisi ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu kepada daftar isi) atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan informasi tentangl atar belakang serta tujuan penulisan buku tersebut.

Pada bagian ini juga diulas mengenai gaya penulisan, perbandingan buku itu dengan buku bertema sama karangan penulis lain atau buku karangan penulis yang sama dengan tema lain. Pada bagian penutup peresensi menilai bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan, menilai kelebihan dan kekurangan buku tersebut, memberi kritik dan saran kepada penulis dan penerbit menyangkut cover, judul, editing, serta
memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan mengenai unsur-unsur dalam resensi, yaitu (1) judul resensi yang dikemas secara menarik dan mewakili keseluruhan isi resensi, (2) identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan, (3) pendahuluan, (4) tubuh resensi, (5) penutup resensi, dan (6) identitas peresensi.

sumber:
http://longjournal.wordpress.com/2008/05/08/unsur-unsur-resensi/

Apa Itu Flash Fiction?

Oleh : Didik Wijaya

Belum lama ini sebuah penerbit di Indonesia meluncurkan buku yang diklaim sebagai “flash fiction”. Sebenarnya apa yang disebut dengan flash fiction, yang akrab disingkat sebagai flashfic? Tulisan berikut akan mengulas seluk beluk flash fiction.

Flash fiction sering disebut dengan nama lain “sudden fiction”, “micro fiction”, “postcard fiction” atau “short-short fiction”. Jenis fiksi ini adalah sub-genre dari cerita pendek (cerpen). Ciri khas dari genre ini adalah jumlah kata yang lebih sedikit. Cerpen yang biasa kita kenal memiliki jumlah kata berkisar 2.000-20.000 kata. Sedangkan flash fiction memiliki jumlah kata kurang dari 2000 kata, sehingga secara umum flash fiction yang ditulis akan berkisar antara 250-1500 kata. Sebagai panduan, biasanya flash fiction dimaksudkan untuk dibaca sekejab (flash), atau sepuntungan rokok.

Karena jumlah kata yang sedikit, seringkali flash fiction berbeda dalam elemen pembentuk cerita. Kalau dalam novel atau cerpen tradisional misalnya kita bisa membuat karakter baik protagonis, antagonis, setting, konflik, dan penyelesaian, seringkali karena sedikitnya kata yang bisa dipakai beberapa elemen ini bisa hilang.

Sebenarnya flash fiction sudah ada sejak lama, namun perkembangan internet dan blog yang menghendaki karya yang terus menerus diupdate maka flash fiction mulai mendapat tempatnya. Kemudian beberapa majalah mulai memuatnya, dan kemudian mulai merambah buku.

Versi lain dari flash fiction adalah micro fiction atau short-short fiction. Berbeda dengan yang lain, kalau kita membuat micro fiction maka semua elemen cerita harus muncul, yaitu karakter, setting, konflik dan penyelesaian. Ini lebih repot lagi. Kadang-kadang kalau dibaca, micro fiction ini malah terasa seperti puisi dalam bentuk prosa. Microfiction ini memiliki jumlah kata berkisar 300 kata.

Microfiction sudah pendek, ternyata ada yang lebih pendek lagi yaitu nanofiction. Nanofiction berasal dari istilah yang diperkenalkan oleh R. Sean Borgstrom untuk mendeskripsikan sesuatu yang dipakai dunia game. Mungkin beberapa tahun lalu kita pernah gemar memainkan permainan karu Magic:The Gathering. Kalau dilihat di bagian bawah kartu tertulis beberapa kata yang menceritakan tentang karakter yang ada pada kartu. Seperti itulah nanofiction. Walaupun cuma separagraf, kata-kata yang tercantum dalam kartu tersebut mendeskripsikan motif, atmosfer permainan, dan latar belakang karakter tersebut.

Beberapa jenis flash fiction terbentuk berdasar jumlah kata yang boleh dipakai. Misalnya 55 fiction dimana jumlah katanya harus 55 kata. Tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang (tidak termasuk judul). Kemudian ada Drabble dimana jumlah katanya harus 100 kata. Kalau dipikir-pikir, repot juga kalau harus menulis dibatasi sebanyak sekian kata. Semua kata harus dipikirkan kegunaannya supaya efektif. Tidak boleh membuat tulisan dengan gaya mendayu-dayu, karena bisa membuat kata-kata yang dipakai bertambah banyak.

Sumber:
http://longjournal.wordpress.com/2008/05/11/apa-itu-flash-fiction/

Rabu, 13 April 2011

Mari Kita Mencintai Karya Sendiri

Mengintip SELASAR CINTA Majalah Story edisi 20

Hallo Sahabat, izinkan aku berbagi hari ini. Hatiku gundah berhari-hari, entah mengapa ini menjadi beban hati. Sungguh seandainya aku bisa atasi tak perlu jadi beban fikiran begini. Untunglah nafsu makanku tak mempengaruhi ^_^.
Sejak Desember kudengar kabar berita ini, namun aku hanya mengamati saja. (Toh aku ini bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa). Hatiku hanya tergelitik dan sedih, sehingga timbul pertanyaan hatiku. “Apakah kita cinta karya sendiri?”. Aku merasa bahagia melihat apresiasi teman-teman yang ikut lomba menulis. Sungguh memberikan tempat tersendiri dihatiku sebagai motivasi untuk terus belajar dan menggali ilmu. Bagiku, tindakan para sahabat itu adalah salah satu wujud kepercayaan diri dan kecintaan akan karya sendiri.
Hmm, ternyata ada rasa yang berbeda, ketika kita hanya melihat saja kejadian yang jauh dari jangkauan kita dibanding jika terjadi di depan mata kita. Walaupun itu bukan karya kita tetap saja “KATAKAN HITAM ADALAH HITAM DAN KATAKAN PUTIH ADALAH PUTIH”. Diam adalah selemah-lemah iman so pasti kita akan mencoba mengungkap sesuatu yang “menggelitik pikiran itu”.
Kemarin kembali kutemukan hal yang memiliki rel yang sama dengan pemicu gundah tersebut. Di rubrik Selasar Cinta Majalah Story. Ada judul “Mari Kita Mencintai Karya Sendiri” aku pun bertanya pada diri ini dan mencoba menjawab dalam hati. Semoga sahabat juga demikian.
Tak ada maksud menyudutkan salah satu pihak, bagiku ini adalah hal penting yang patut kita ketahui bersama, terutama ada temans yang belum sempat baca mengenai kasus plagiarism.
Sebagai bentuk kecintaanku pada sahabat, aku kutipkan tulisan yang ada di majalah story. Cekibrot…!

“Selasar Cinta mengundang Swistien Kustantyana yang salah satu cerpennya konon telah di plagiasi oleh dua orang. Mereka berdua, laki-laki yang mulai mengawali karier menulis, kebetulan adalah sahabat bergaul Swistien, bukan orang asing. Bahkan keduanya sempat menyampaikan sebelumnya, bahwa akan menulis cerpen yang menjadi “jawaban” dari cerpen Swistien itu. Apakah hasilnya sesuai dengan permintaan izinnya? Menurut para pembaca, mereka menjiplak, karena sejak paragraph pertama sudah mengambil gaya bercerita Swistien.
“Saya bingung, apakah itu termasuk plagiat atau terinspirasi. Karena itu saya tidak berkomentar apapun, bahkan ketika yang bersangkutan mengirim pesan khusus kepadas aya. Tetapi saya tahu, bahkan ada lembaga komunitas sastra yang memvonis karya itu sebagai plagiat dari cerpen saya,” demikian Swistien mengaku.
Baiklah kita bukan hendak memperpanjang masalah, tetapi justru ingin segera menghentikan praktik plagiasi mulai dari diri sendiri. Mari merasa malu jika melakukan pencurian karya, karena hal itu menunjukkan kita tidak menghargai diri sendiri, bahkan menodai citra kita sebagai pengarang yang dianggap manusia kreatif.
Nita Tjindarbumi, Aniters yang masih aktif menulis cerpen, memberikan pendapat sebagai seorang ahli hokum (lawyer). Plagiarism adalah tindakan kejahatan. Jika dirujuk ke dalam pasa-pasal pelanggaran, pasti akan dijumpai tindakan hokum yang dapat menjeratnya, misalnya dikaitkan denganpelanggaran hak sipta. Sayangnya tak pernah ada tuntutan lanjut dari oengarang yang dicuri karyanya, sehingga kejadian serupa selalu saja terulang dari generasi ke generasi.
Kepada mereka yang masih muda dan produktif itu, perlu kiranya mendapatkan bekal mengenai etika berkarya, mengingat masa depan yang masih panjang menuju gemilang. Begitulah seharusnya dialektika para penulis muda dibangun. Mengutamakan kejujuran berkarya dan apresiasi untuk yang berprestasi (secara kuantitas maupun kualitas). Untuk itulah, mari kita mencintai karya sendiri. Itu resep mujarabnya. (Selasar Cinta. Majalah Story edisi 20, hal: 79).”

Jadi, sekarang kita sudah tau bukan? Jika tak ada dosa dalam ketidaktahuan, maka jika kita telah tahu, kita pun tau apa ganjarannya. Apalagi termasuk hal yang dinilai tidak beretika. Inilah gunanya teman, untuk saling mengingatkan. Toh aku ini pun banyak kekurangannya. (Temans, ingatkalah aku jika tak dijalurnya).
Belajar dari pengalamanku yang seumur bunga matahari yang sedang berbunga. Memanglah sangat sulit membangkitkan rasa percaya diri pada karya sendiri dan mempublikasikannya, memerima saran dan kritik (keripik sanjay). Tapi sejalan waktu rasa percaya itu tumbuh dibarengi dengan kecintaan kita pada karya kita dan keterbukaan untuk memperbaiki diri.
Jika aku boleh menitipkan kalimat “Narsis dengan karya itu sah-sah saja” asalkan tetap beretika. Kan tidak berdosa ^_^ .
Okelah kalau begitu, mari cintai karya kita. Sejelek apapun hasil coretan kita, itu adalah karya kita yang mealui proses kreatif dan pantas di apresiasi.
Sekarang pertanyaanku adalah sejauh mana suatu karya yang disebut terinspirasi dan plagiasi, mungkin ada sahabat yang bisa membantu menjawabnya, tolong dibagi disini… (Plizzzz…. ^_^).
Finally, sebagai penutup aku ucapkan terimakasih kepada para sahabat yang telah suka rela membeca tulisan ini. Aku adalah seorang pembelajar saja yang ingin berbagi dengan semua. Tak ada maksud menyudutkan ataupun menuduh siapapun. (Yang merasa DL deh hehe). Mari kita saling mengingatkan… menulis pun aku masih belepotan (Mohon baca dari sudut esensi, jangan persoalkan diksi) Insyaallah aku akan terus memperbaiki diri. (nawar.com)

Selamat siang dan selamat beraktivitas.
Salam Takzim

Edelwise Tsurayya

“Penulis tanpa nama pun patut kita perjuangkan”

#Apa yang sahabat lakukan jika praktek plagiasi ada di depan mata para sahabat?#

***

[EdT] 14 April 2011 10.45 am

Senin, 11 April 2011

Purnama Tak Pernah Sendiri

Oleh : Edelwise Tsurayya

Gerimis menyapu kabut dini hari, kala bintang-bintang pulang keperaduannya. Hewan malam tak lagi riuh semarak, berganti kokok ayam yang terjaga lalu membangunkan segenap penghuni semesta untuk senantiasa mengingat-Nya.
Aku perlahan terbangun dari tidur yang tak lama, empat jam sudah cukup bagiku. Kuintip dalam diam, langit tampak sempurna, awan-awan menggantung tampak jelas putih warnanya. Bulan dalam rupa purnama, terang bercahaya nan indah di sanding lingkaran Halo yang memikat, bagai cincin yang mempersatukan dua hati.
“Ini adalah purnama kelima!” gumamku dalam hati.
Perlahan kuraba perutku yang mulai membesar, seirama dengan pertambahan berat badanku. Benih cinta antara aku dan belahan jiwaku, seseorang yang telah memintaku dengan santun dihadapan orang tuaku untuk menjadikanku pendamping hidupnya dalam limpahan suka maupun terseret duka.
Ayahku, orang satu-satunya yang kumiliki awalnya tak menyetujui pernikahan kami. Dengan alasan tak ingin aku menikah dengan seorang nelayan. Namun ketidaksetujuannya buyar dan memilih untuk merestui semata-mata demi kebahagiaanku.
“Apa kau sungguh-sungguh ingin menikahi putriku, Eliana?” pertanyaan ayah terlontar pada Mas Heru ketika hendak meminangku.
“Iya pak, saya bersungguh-sungguh. Saja akan menikahi dan menjaga putri bapak dengan sebaik-baiknya, seperti menjaga nyawa saya sendiri.” Ungkapannya spontan, jelas dan cukup bergetar. Lelaki mana tak gentar dihadapkan dengan pertanyaan itu.
Air mataku menetes, menuruni lekuk-lekuk pipiku. Temaram purnama yang disertai mendung telah membuaiku dari lamunan. Membawa tubuh beratku beranjak menuju sumur belakang rumah. Akan kutumpahkan semua air mataku kepada sang pemilik semesta, akan kuurai beban ini menjadi ungkapan harapan dan doa. Aku yakin, Tuhan akan mempertemukanku kembali dengan suamiku, ayah dari calon anakku. Ayah dari Purnama.
“Sayangku, Purnama, kamu tak sendiri. Ada bunda di sini yang selalu menemani. Kita tunggu ayah sama-sama ya!” kubelai perlahan perutku, aku yakin Purnama akan medengarkannya.
***
Di suatu tempat, yang tak pernah di ketahui siapapun. Seseorang sibuk sendiri memandangi langit dari bawah pohon kelapa, beralaskan daun nyiur dan berselimutkan kehangatan bara api unggun kecil yang dibuatnya.
“Sungguh aku merindumu Eliana, rindu mendalam dan hasrat menggila yang tak terbendung. Ini adalah purnama kelima, usia benih cinta kita. Aku belum rela mati sia-sia di pulau tak berpenghuni ini, aku ingin jumpa dengan kalian”.
Fajar menyingsing, menyisakan sisa pembakaran semalam. Lelaki itu tampak tergeletak kaku. Tak jauh di pesisir pantai tergores guratan di atas pasir dalam ukuran besar, tertera tiga huruf saja “S.O.S”.


***370 kata***

Alhamdulillah bisa masuk menyemarakkan buku menulis di atas pasir... masuk 5 FF pilihan, urutan paling bontot ^_^ (berarti ini adalah antologi keempatku... Sengattttt - semangat!)

Bukan Rumah Pertama

Tidak semua orang beruntung mendapatkan cinta, tapi setiap orang beruntung bisa mencintai. Seperti halnya aku, sungguh nikmat yang luar biasa telah anugerah Tuhan padaku, keluarga kecilku sangat harmonis. Anak pertama kami tumbuh dengan ceria, suamiku yang sangat pengertian dan mencintai kami. Walaupun pekerjaannya sangat tidak memungkinkan untuk berkumpul 7 hari dalam sepekan, karena jarak kantor suamiku berada di luar kota.
Senja di hari kamis, waktu yang tak biasa suamiku pulang, biasanya hari jum’at adalah waktu untuk keluarga sehingga kami bisa menikmati liburan akhir pekan bersama.
“Ayah, tumben pulang cepat? apakah Ayah sakit?” tanyaku penuh selidik
“Ayah tidak apa-apa Bunda, bagaimana Nara dan Bunda?”
“Semua baik-baik saja. Ayah pasti capek, Bunda ada jus mangga kesukaan Ayah.”
Sekembalinya ke ruang tamu, kuberikan gelas itu pada suamiku. Namun kutemukan ada seorang tamu di ruangan itu, seorang anak perempuan kecil yang cantik, usianya kira-kira 6 tahun.
“Ayah, kenapa gak bilang dari tadi kalau ada tamu.” Tanpa sempat bicara, aku pun ke dapur lagi dan kembali membawakan satu gelas jus mangga.
Kuserahkan pada tamu kecil kami itu, dia terima dengan senyum hangat dan ucapan terima kasih yang tak begitu kentara di telingaku.
“Bunda Ini Narita, akan tinggal bersama kita.” Ucap suamiku.
“Kenapa begitu?” tanyaku pelan.
“Ibunya telah meninggal dunia. Dia tak ada siapa-siapa lagi selain Ayah.”
“Maksudnya?” jantungku berdetak tak karuan.
“Dia putri Ayah.” Jawabnya tiba-tiba.
“Bagaimana mungkin! Putra kita, Nara belum genap 4 tahun!” ujarku tak percaya dan bagaikan disambar petir seketika.
Tangisku pecah. Suamiku mencoba menenangkanku dan menjelaskan semua.
“Jadi selama ini 3 hari dalam sepekan denganku sebagai pelabuhan dari kantor yang jauh dari rumah Ayah yang sesungguhnya?” terisak kuungkapkan kalimat.
“Ayah bisa jelaskan, ini semua karena Ibu sangat menginginkan seorang cucu laki-laki dari Ayah. Sedangkan Ibunya Narita tidak dapat mengandung lagi karena kanker yang ia derita.”
“Jadi? Ibu juga ikut merancanakan ini? Ibu mertua yang menyayangiku?” tangisku kembali pecah dan aku sangat terpukul
“Maafkan ya! Ayah sayang Bunda, pernikahan kita pun atas persetujuan dan permintaan Ibunya Narita.”
“Ayah, kenapa jadi begini? Kenapa kejujuran tidak dari dulu?” tangisku pun pecah di pangkuan suamiku.
“Teganya aku jika tidak menerima anak tidak berdosa yang cantik itu, sedangkan nyata di depan matanya bahwa posisiku sebagai istri Ayahnya juga.” Batinku
Aku beranjak mendekati gadis kecil itu, dalam haru kuberanikan diri untuk menyapanya.
“Narita, mulai sekarang panggil saya Bunda ya. Ini Bundanya Narita juga.” Kupeluk Narita dengan erat, hanya terdengar isak tangisku saja.
Suamiku tersenyum.

***

[EdT]

FF ini diikutsertakan dalam lomba FF 400 kata dengan tema Poligami ^_^

Minggu, 10 April 2011

Sepenggal Kisah Malam dan Hujan

Sedikit terbaca olehku
Perlahan kau kian menjauh
Arti sahabat yang kita punya
Akan hinggap entah dimana.

Orang dewasa memang begitu
Layaknya kamu
Akan datang dan pergi sesukanya
Meninggalkan penggalan-penggalan kisah lalu

Tak ada harapku
Hanyalah secuil doa
Kau tetap bisa kusentuh
Walau dari barisan aksara huruf dan numerik

Hujanku kini bersatu dengan air langit
Aku bahagia di saat akhir ini
Kau tetap mengingatkanku
Ketika kau songsong hari yang baru nanti
Ku berdoa tetap dalam ingatanmu
Sebagai sahabat

Sahabat kecil yang tetap kau punya
Tempat kau pernah berbagi rasa
Ketika malam adalah luka dan sakit
Ketika pesanmu yg melewati sawah gunung dan laut tak sampai
Ketika malam tanpa suara
...Hanya meminta sahabat kecil berkicau

Engkau adalah malam
Yang bersembunyi dibalik temaram
Kau adalah luka yang beradu dengan obat
Sedikit mulai terbaca
Kau akan pergi meninggalkan sahabat



Dalam rintik terdiam saja
Sahabat akan tetap menanti
Walau luka malam pekat yg menghampiri
Suka ria tak kan dicari


[EdT]
Goresan anak kecil
9.19pm 10 April 2011

Tak Sekedar Guratan

Tak ada yang membahagiakan saat kita punya tempat 'rumah teduh' sendiri.
Layaknya pelukis menuangkan di kanvas, pemain bola bermanja dengan lapangan hijau, penjual dengan lapaknya, penulis dg guratannya.
Begitu pula aku dengan handphone dan catatan kecilku.


Saat mata tak ingin lagi terpejam, saat jiwa telah puas mengadu
Jari-jari pun tak mau kalah untuk beradu menyentak nyentak melepaskan isi otak yang terasa sesak

Saatnya bermain petak umpet dg ibu, jika masih beradu mengetik jam begini, bisa kena pasal 'begadang'

Akhirnya petak umpet berbuah madu, masuk selimut, jempol beradu, jari kiri dan kanan pun bersatu.

Menulis apapun yg ingin ditulis.
Ungkapkan satu persatu. Ini kan rumah teduhku.
Tak ada pasal yang menjerat kenakalanku.


Toh aku tak mencuri... apapun.

Aku hanya ingin melepas kata kata yg semarak berteriak di kepalaku,
Aku tak tau ini apa namanya.
Hanya ingin menikmati coretan-coretanku.


Aku tak berharap dunia tau, apa yg kulakukan saat ini.
Hanya saja jariku tak mau berhenti.
Ntah apa yg dipikirannya kini

Iseng-iseng bermain kata, diam tanpa suara
Hanya suara hujan saja yang senantiasa makin berirama menambah pesona di awal hari

Serasa ruang ini milikku saja, yang lain tak bisa apa-apa.
Aku senang hati menjadi lapang.
Karena yg lain sdg tak di...sini, otomatis aku sendiri.
Mengisi rumah teduh dengan kata-kata yg tak akan basi
Karena kemudian hari akan kubaca lagi.

Aku ini ingin tertawa sendiri, bahkan menertawakan diri.
Mungkinlah suatu hari nanti akan senyum sendiri melihat ulah hari ini.

Jari iseng & tari otak

Malam kini hanyut bersama nyanyian hujan
Serangan dingin masih kentara menusuk pori-pori
Aku tak mau berandai-andai untuk hari ini
Sudah cukup seharian menjadi putri tidur

Bahkan mimpi siang tadi membuatku terengah-engah untuk berlari
Apa yang mereka cari dariku
Itulah pertanyaanku

Jika bisa kupesan mimpi
Ingin aku bermimpi sedang tidur dan bermimpi
Dalam mimpi lagi pun tidur bermimpi
Hingga jadi mimpi yang berlipat ganda. Layaknya rupa bawang yang berlapis

Hoaamz…
Seperti Si Kantuk menghampiri
Akankah mataku…


[EdT]
3.14am 11 april 2011
Andai aksara tanpa ada

[saatnya pulang ke peraduan]

Sabtu, 09 April 2011

Lomba FF 400 kata bertema POLIGAMI Deadline 20 Mei

oleh Leyla Imtichanah pada 31 Maret 2011 jam 22:22

Dalam rangka syukuran kelahiran novel terbaru saya, meskipun hanya diterbitkan secara indie,
saya mau berbagi kebahagiaan dengan rekan-rekan semua.



Ungkapkan perasaan teman-teman terhadap POLIGAMI,
dengan menulis sebuah cerpen pendek atau Flash Fiction,
sebanyak 400 kata, dengan judul.
Misalnya, suami mengancam mau nikah lagi, atau sudah menikah lagi,
atau dari sudut pandang istri pertama, istri kedua, istri ketiga, atau dari orang-orang terdekat yang melihat kehidupan poligami, dan seterusnya.
Boleh pro, boleh kontra.



Persyaratan:

1. Jumlah kata harus tepat 400 dengan judul, tema Poligami.

2. Tulis di notes FB, dengan menyertakan info lomba ini dan info novel Hati Bidadari (sinopsis dan kaver).

3. Tag 25 temanmu, termasuk Leyla Imtichanah.

4. Kirim FF dan biodata penulis (nama, alamat, telepon, imel) ke leyla.hana@yahoo.co.id.



Hadiah

3 Orang Pemenang akan mendapatkan Paket Buku dan Gratis Konsultasi Menulis Novel via imel selama sebulan

50 FF terbaik, insya Allah akan dibukukan.



Deadline, 20 Mei 2011

Alhamdulillah....
telah terbit novel terbaruku

HATI BIDADARI

Pernah dimuat secara bersambung di Majalah KARTIKA, tahun 2005

Tebal 112 Halaman
Kertas HVS 70gr
Ukuran 14 x 21 cm
Harga 40.000

Bagaimana rasanya dicintai oleh lelaki yang telah beristri dan memiliki dua orang anak?
Fairy menganggap Suryo sebagai bapaknya sendiri, tetapi Suryo menganggapnya sebagai wanita dewasa yang layak untuk dicintai.
Hati tak dapat dibohongi. Pesona Suryo membius Fairy, hingga melemparnya ke dalam jurang cinta yang dalam.
Fairy dan Suryo saling jatuh cinta.
Sanggupkah Fairy berbahagia di atas penderitaan istri dan anak-anak Suryo?
Ternyata, menjadi wanita kedua pun tidak mudah....

Bagi yang berminat, silakan sms ke no: 021 993 67 327, dengan Bang Anas.

LOMBA MENULIS PUISI: KADO UNTUK GURU

Mengusung Berkesenian, Cerdaskan Anak Bangsa dengan Berkarya dalam tema “Pendidikan & Guru”
5 Maret s/d Deadline 15 Juni 2011
Puisi:
DIMANAKAH LETAK PENDIDIKANKU
Karya: Ady Azzumar
setiap waktuku
adalah zaman yang tak banyak orang butuh
setiap nafasku
adalah pendidikan tak bermutu

aku bodoh
hidup tak sekolah
terbebani karena biaya

aku lelah
hidup tak pernah sejahtera
ekonomi begitu lemah

aku ingin pendidikanku maju
hanya asa dalam pasrah
jangankan wajib sembilan tahun
Tk pun aku tak sempat mencicipi

aku adalah...
gadis mungil bermangkuk kecil
mengharap receh dari uluran tangan

saat peluh menetes di dahi
mentari kian menyengat
seakan tak mau lagi bersahabat

ayahku telah wafat
ketika aku masih dalam rahim
ayahku telah wafat!
bukan harta, tapi melarat yang ia wariskan
dimanakah letak dunia pendidikanku!

22 Maret 2008, di muat diharian berita pagi
(Guru, Penulis, dan Creator Group FB Rumah Puisi)

Guruku
Oleh: Dilandra Karimatun Nisa

Guruku
Kau begitu cantik di mataku
Kau begitu anggun mewangi
Kau berdandan rapi di depan semua murid
Kau begitu baik pada kami
Kau juga sayang pada semua
Bila ada yang sakit segera kau tolong
Oh guruku, begitu baik hatimu
Aku berjanji untuk selalu mengenang jasa-jasamu
Karena bila tiada engkau
Aku akan bodoh
Tidak bisa membaca, menulis dan berhitung
Dengan adanya dirimu
Orang-orang jadi pintar
Terima kasih, oh guruku
(Kls V SDI Alhadid Kebayoran Lama Jakarta, di muat majalah ummi)

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, pekerjaan yang mulia, dulu guru adalah gudangnya sumber ilmu, dan dengan kemajuan tekhnologi yang canggih, maka guru adalah sebagai fasilitatornya murid. Cerdaskan anak dengan pendidikan, hormati guru dengan keikhlasan. Untuk para guru “Mengapa Anda Menjadi Guru? pernahkan anda Tuliskan min 10 Alasan anda menjadi guru?” Untuk para murid, mari sejenak mengingat masa sekolah kita dulu “Adakah guru yang paling kita sukai? Adakah guru yang paling tidak kita sukai?” rekam dan ingatlah. Maka dengan itu lomba ini saya adakan dengan tujuan untuk menjaring semangat dari teman-teman sebuah ajang kreasi “Cipta Puisi” dengan tema “Pendidikan & Guru” seberapa besar Kado penghargaan seorang guru dalam membimbing dan memberikan kecerdasan dalam dunia pendidikan.
Adapun ketentuan/kriteria perlombaan cipta puisi adalah sebagai berikut:
1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia, TKI / TKW, tidak dibatasi umur (Pelajar, Mahasiswa, Guru, Umum, dll)
2. Naskah harus asli karya sendiri, bukan jiplakan atau terjemahan dan sedang tidak diikutkan pada lomba yang bersamaan.
3. Bertemakan: pendidikan / guru
4. Bentuk puisi bebas, halaman bebas, ditulis / diketik dalam Bahasa Indonesia
5. Naskah ditunggu selambat-lambatnya 15 Juni 2011 cap pos. Pemenang akan diumumkan 25 Juni 2011. di blog, Facebook Ady Azzumar, Group Rumah Puisi, Email.
Tehnik Pengiriman Naskah:
1. Via Email: Tulisan diketik dan dikirim ke Email: indonesiaku2011@yahoo.co.id (lampirkan biodata naratif + No Hp, naskah karya, dan bukti transfer) Peserta lomba wajib membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 25.000 ke No. Rekening: 801-09-91003 Bank SUMSEL BABEL cabang Syariah Palembang. Atas Nama: Supriadi.
atau
2. Melalui Via Pos: (Naskah print / tulis + Uang Pendaftaran 25.000, + Biodata lengkap dan No. Hp). Kirim:
Kepada: Ady Azzumar (Supriadi, S.Pd.I)
Alamat: Jl. Ir. H. Djuanda No. 21 Kelurahan Ps III Muara Enim, 31314 (SUMSEL) cp. 085267557556
Dewan Juri:
a. Puisi akan dinilai oleh 3 dewan juri:
1. Mukhlis Rais, Lc. M. Pd. I (Penulis, Ketua FLP Mesir 2003-2005)
Mukhlis Rais, mantan ketua FLP Mesir 2003 – 2005. aktif menulis di berbagai media: Sriwijaya (Cairo), Suara Musi (Cairo), Ukazh (Cairo), Izzah (Cairo) Raudhatuna (Cairo), Tarbawi, Republika, Sumatera Ekpres. Sanili, Koran Jum’at, dll. Karya dalam bentuk Antalogi Bersama: Ketika Nyamuk Bicara FLP SUMBAGSEL (Zikrul Hakim, 2004), Kado Untuk Mujahid FLP Mesir (Fikri, 2004), Matahari Tak Pernah Sendiri, Di Sini Ada Cinta (LPPH, 2004). Pernah aktif membina FLP Cabang Ogan Ilir & FLP Ranting Raudhatul Ulum Palembang. sekarang sebagai Staf Pengajar di STAIN Langsa ACEH.
2. Yadhi Rusmiadi Jashar (Penulis, Guru Bahasa Indonesia, Pimred Majalah PANTAU (1995-1997)
Yadhi Rusmiadi Jashar bernama asli Rusmiadi, S.Pd, lahir 12 Maret 1973. menamatkan studi di Universitas Sriwijaya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, tahun 1998. Pekerjaan yang ditekuni, antara lain Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 19 OKU (1999), Dosen FKIP Universitas Baturaja (2003), dan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 41 OKU (2010). Semasa kuliah aktif di beberapa organisasi kampus, di antaranya Ketua II HMPSBI FKIP Unsri (1995-1996). Ketua Umum UKM Teater Unsri (1994-1996), dan Pimpinan Redaksi Majalah PANTAU FKIP Unsri (1995–1997). Selain itu, turut membidani lahirnya Komunitas Pengarang dan Penyair Muda Palembang sebagai Koordinator I (1995–1997). Aktif menulis sejak duduk di bangku SMA, ditandai dengan dimuatnya cerpen Gigolo dan cerpen Gigolo Tua di Harian Sriwijaya Post. Karya-karya berupa cerpen, puisi, esei, dan artikel pernah dimuat Buletin Priiit, Majalah Gelora Sriwijaya, Majalah Pantau, Harian Sumatera Ekspres, Sriwijaya Post, dan Lampung Post, dan sebagainya. Menerbitkan secara terbatas buku kumpulan cerpen Orator (1995) dan kumpulan cerpen remaja Seraut Wajah dalam Bayangan (1996). Beberapa prestasi yang pernah dicapai, antara lain Juara I LKTI Tahun 1996 di Unsri, juara I LKTI Tahun 1997 di Unsri, Juara I Lomba Kritik Sastra Se-Sumatera Selatan Tahun 1997, Juara Harapan I LKTI Se-Sumatera dan DKI Jakarta Tahun 1997 di Universitas Bengkulu, dan Juara Harapan II Lomba Cipta Cerita Pendek se-Sumsel Tahun 1997 di Palembang. Beberapa kali diminta menjadi juri lomba baca puisi dan baca cerpen.
3. Ady Azzumar Creator Grop FB Rumah Puisi.
Ady Azzumar bernama asli Supriadi, S.Pd.I Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah SUMSEL th. 2008-2010, Aktifis Forum Media Dakwah Indonesia. Buku pertamanya kumpulan puisi “Ruh dalam Maksiat” penerbit Lieterer Kahtulistiwa (November 2010), “Kerdam Cinta Palestina” Antalogi bersama FLP se-Sumatera. (polifenol 2010). “Simponi Munajat Pada-Mu” (Oktober 2010). Munajat Sesayat Do’a (Leutika, 2010) antalogi puisi festival bulan purnama majapahit (2011) Antalogi: Kisah Hewan bersama 30 penulis Indonesia (2010), Antalogi “Pahlawan yang Menginspirasiku” bersama 20 penulis Indonesia.
Karyanya pernah nongkrong di: Majalah Sabili, Gi-Zone, Gaul, Gemilang Prestasi, Harian Sriwijaya Post, Berita Pagi, Sumatera Ekpres, dll. Prestasinya: Juara II menulis cerpen se-Sumsel (2007) di Palembang, Juara Harapan II menulis puisi se-Sumsel (2007) di Palembang. Juara III menulis puisi se-Sumsel (2009) di Lubuk Linggau. Cerpen Pilihan Terbaik Kategori Kontroversi, UNSA AWARDS 2010. Juara terfavorit 1 lomba Puisi Islami Rhomadhan 1431 H, Juara 1 puisi Pahlawan Inspirasi FLP Bekasi (2010), Nominasi 10 terbaik dalam lomba cipta puisi 1 Muharram ( group UNSA 2010)
b. Keputusan dewan juri mutlak tidak dapat diganggu gugat, dan hal-hal yang menjadi penilaian oleh dewan juri, di antaranya: 1. Kesesuaian Tema 2. Kekuatan Metaphor dan Diksi, 3. Keindahan Puisi, 4. Kekuatan Pesan\Makna 5. Pemilihan Judul
Hadiah Pemenang Lomba :
1. Juara 1: Uang tunai 500.000,- + Sertifikat penghargaan + T-Shirt dari Singapura oleh: Nessa Meta Kartika, mendapatkan buku antalogi puisi “Kado untuk Indonesia” + Buku kumcer Bulan Celurit Api karya Benny Arnas + Buku Kumcer Tangan untuk Utik karya Bamby Cahyadi + Buku Fiksi karya Uda Agus (Gusrianto) + buku puisi Ruh dalam Maksiat karya Ady Azzumar
2. Juara 2: Uang tunai 300.000,- Sertifikat penghargaan + T-Shirt dari Singapura oleh: Nessa Meta Kartika, mendapatkan buku antalogi puisi “Kado untuk Indonesia” + KUMCER Bulan Celurit Api karya Benny Arnas + Kumcer Tangan untuk Utik karya Bamby Cahyadi + Buku Fiksi karya Uda Agus (Gusrianto) buku puisi Ruh dalam Maksiat karya Ady Azzumar
3. Juara 3: Uang tunai 200.000,- Sertifikat penghargaan + T-Shirt dari Singapura oleh: Nessa Meta Kartika, mendapatkan buku antalogi puisi “Kado untuk Indonesia” + KUMCER Bulan Celurit Api karya Benny Arnas + Kumcer Tangan untuk Utik karya Bamby Cahyadi + Buku Fiksi karya Uda Agus (Gusrianto) buku puisi Ruh dalam Maksiat karya Ady Azzumar
4. Akan dipilih seratus lima puluh (150) naskah terbaik untuk diterbitkan & Semua peserta tanpa terkecuali akan mendapatkan Piagam Penghargaan dengan Logo Group Rumah Puisi, logo Facebook, dan logo cover buku. Dikirim melalui via email peserta (dua minggu pengiriman setelah pengumuman lomba, melalui via email masing-masing).
Demikian pemberitahuan lomba puisi ini saya sampaikan, semoga terjalin kerjasama yang baik di antara penyelenggara dan peserta, serta pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam lomba puisi ini. TERIMAKASIH. Info ini boleh disebarkan ke sekolah-sekolah, perpustakaan, dll. Mari beri kado untuk gurumu dengan sebuah puisi.

PENYELENGGARA:
Dan info lengkap Creator Grop FACEBOOK Rumah Puisi
Ady Azzumar: Jl. Ir. H. Djuanda No. 21 Kelurahan Ps III Muara Enim, 31314 (SUMSEL) cp. 085267557556

Dicari 100 naskah, akan di terbitkan. Tema “Kurang pergaulan” Deadline 21 April

Dicari 100 naskah, akan di terbitkan. Tema “Kurang pergaulan”
oleh Rusmin Nuryadin Abizz pada 30 Maret 2011 jam 13:24
Dicari 100 naskah, akan di terbitkan.
(Yang baru belajar menulis, yang bisa menulis, yang udah terkenal juga boleh ikutan euy....)

Jangan malu, jangan rendah diri, bila anda atau teman anda sering gak percaya diri, atau punya muka pas-pasan, atau punya gaya taon 80-an, atau, atauuuu apa lagi yah…….

Saatnya kamu-kamu sekarang terkenal dengan ikut antologi “Kuper”

Kamu-kamu punya kisah-kisah menarik dan inspiratif tentang:
Misalnya, teman kamu di tolak mentah-mentah oleh seorang putri kampus gara-gara tampangnya berantakan and pas-pasan,
atau teman kamu yang malu berbicara depan umum gara-gara ia culun,atau teman kamu punya muka cantik and tampang, tapi gayanya masih taon 80-an dan norak sehingga diejek2 oleh temannya.
atau kamu sering gak percaya diri jika kamu berjalan di kermaian (takut jatuh kali yeah, cz hak sepatux 2 meter setengah sih hehehehe),
atau ketika kamu berolah raga lompat jauh, trus kacamata kamu lompat bersamaan dengan kamu dan terbang entah kemana, sehingga kamu gak bisa liat apa-apa, males dah ne.
atauuuuu apa aja boleh (negativ No)……… hmmmmmmm

Segera tulis pengalaman anda…
Tema: “Kurang pergaulan”

Syarat mudah bangat lho:
1. WNI
2. Segala usia
4. Kisah harus inspiratif (boleh yang lucu apalagi bercucuran air mata)
3. Panjang tulisan 3-4 halaman, TNR, 1,5 spasi
4. Cantumkan biodata singkat 5-6 baris saja. Gak perlu banyak-banyak. Ntr naskahnya out lho
4. Kisah nyata (Pengalaman anda atau orang sekitar anda)
5. Publish materi lomba ke 25 temanmu
6. Tag fb Rusmin nuryadin abizz dan Nurlaili BrSembiring
7. Setiap peserta hanya mengirimkan satu karya terbaiknya.
8. untuk peserta
laki-laki kirim ke email : abangsoil@yahoo.com dan
untuk yang perempuan ke email: Noer_laili21@yahoo.com
9. Nama file naskah : Nama Penulis + Judul Cerita.
10. Deadline 21 April 2011 (hanya 3 minggu aj lho)
12. Ayo tunggu apa lagi, buruan ikuttttttttttttttt

Selamat menulis euy..….
Rusmin nuryadin abizz dan
Nurlaili BrSembiring

Undangan Menulis Bareng Pipiet Senja: Bersyukurlah Menjadi Perempuan! DL 31 Mei

by Ica Bdp on Wednesday, April 6, 2011 at 6:03am
oleh Pipiet Senja pada 04 April 2011 jam 20:13
Menulis Bareng Pipiet Senja, yuuuk!
Temanya; Bersyukurlah Menjadi Perempuan.
Dalam rangka apaan, ya, biasanya harus dalam rangka, ya?
Pokoknya untuk lebih menguatkan lagi para perempuan kita yang terzalimi, teraniaya, terpinggirkan. Terutama untuk menginspirasi dan mencerahkan kaum perempuan sejagat!

Bahwa kita, siapapun yang sedang teraniaya itu, harus bangkit dari ketakadilan yang dilakoninya. Harus kita semangati untuk bangkit dari keterpurukannya.
Bagaimana caranya?

Ya, marilah kita bagikan kisah inspirasi, kisah yang menyemangati, kisah yang mampu menggetarkan hati siapapun ketika membacanya, dan mengakhiri bacaannya itu dengan semangat, kemudian berkata:”Ya, kalau dia bisa seperti itu? Mengapa aku tidak bisa melakukannya? Dia pun perempuan, bahkan lebih parah keadaannya daripada diriku. Dia Bisa! Aku pun harus BISA!”
Mengapa BISA?

Karena kita makhluk bernama perempuan yang memiliki banyak kelebihan.
Kelebihan, ya? Apa coba?
Kita, perempuanlah yang melahirkan!

Memang masih bisa disebut lemah manusia yang mampu melahirkan? Alamaaaak, bodoh ‘kali itu, kalau berpikiran macam itu!
Kita, perempuanlah yang paling pertama mengetahui; bagaimana kondisi bayi kita, lah iyalah wong kita yang menyusui.
Terbukti, anak-anak kebanyakan lebih leluasa curhatan dengan ibunya daripada bapaknya. Gak percaya? Tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang. Hehe!

Lanjut, ya, persyaratannya mudah sajalah, gak neko-neko.
v WNI, di mana pun berada, asalkan bukan di akhirat, opppss…
v Perempuan dan lelaki, silakan saja.
v Waria, bencong, sebangsa Elthon Jhon atau si Fransiska itu loh, diharap nyingkiiiiir alias; Dilarang Ikutan!
v Para perempuan mantan PSK yang taubatan nasuha, silakan, diterima dengan senang hati.
v Tulisan berbentuk cerpen, tetapi dikemas seperti kisah inspirasi seperti Chicken Soup For The Soul. Dalam artian; tidak ada ngeseks, porno dan SARA.
v Minimal 6 halaman sd 12 halaman word, times new roman, font 12, dan 1,5 spasi.
v Boleh kisah pribadi atau kisah orang lain, lebih disukai memakai sudut pandang aku.
v Kirimkan atau di-attach, bukan ditulis pada bodi email.
v Sertakan biodata ringkas maksimal 5 baris saja. Rekening dan alamat lengkap jangan lupa juga.
v Naskah yang masuk akan diseleksi sesuai standar penerbitan, dipilih 25 naskah terbaik.
v Emailkan ke; pipiet_senja@yahoo.com
v Naskah yang terpilih akan menjadi sebuah buku antologi bersama Pipiet Senja.
v Ada honorarium menanti. Disesuaikan dengan hasil nego dengan penerbit.
v Tenggatnya kita patok 31 Mei 2011.

Sudah, ah, begitu saja, ya Sis, Brur!

Salam Perempuan, eeh, perjuangan!
Pipiet Senja, ibu dua anak, manini dua cucu.

Event essai karir 3 April – 30 mei

by Ica Bdp on Tuesday, April 5, 2011 at 5:02pm

Pernah dengar ada dokter yang menanggalkan baju putihnya karena lebih memilih menjadi seorang developer?
atau seorang arsitek yang memilih menjadi seorang penulis?
atau seorang lulusan institut agama yang sukses menjadi kontraktor?
atau seorang lulusan teknik sipil yang menjadi banker?


bagaimana dan mengapa karir bisa berbeda dengan background pendidikannya?
apakah mereka salah memilih sekolah? atau salah memilih karir?
atau apa hal yang melatarbelakangi fenomena ini?
bagaimana pertentangan batin mereka?
apakah bisa menjalani dua macam profesi yg berbeda sekaligus?
apa tantangan dan hambatannya? sukadukanya? dan sebagainya.


Tuliskan pengalaman ataupun imajinasi kalian mengenai hal tersebut dalam sebuah essay maksimal 400 kata. kembangkan sebebas-bebasnya.

Kirim ke hasfriends57@gmail.com. dg tittle : KARIR-nama penulis

Upload info event ini di fb masing2, tag teman-teman, penerbit arias, hasfriends, dan

group multitalenta multitasking

http://www.facebook.com/group.php?gid=110900265588710

deadline 30 Mei 2011

pengumuman 3 minggu setelah deadline

Selain mengasah kreatifitas juga berkesempatan memperoleh hadiah paket buku senilai 1juta utk 3 terbaik (@330rb)


Mengenai Esai:
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar sendiri dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek. Menulis esai tidak sama dengan menulis karya tulis lain seperti makalah, opini, atau feature. Dalam menulis esai, penulis dituntut kreativitasnya tersendiri karena ia harus mampu mengungkapkan pemikiran mendalamnya terhadap suatu masalah tanpa bersikap kaku pada pembaca. Sebuah esai ilmiah harus berisi argumen dan analisis yang jelas serta data-data yang akurat dan kredibel, tetapi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Sehingga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, sekaligus enak dibaca.


Essay adalah ekspresi dari opini seseorang terhadap sebuah hal. Jadi essay sesungguhnya sangat berbeda dengan artikel ilmiah atau sekadar opini eksposure (laporan faktual). Perpaduan antara fakta dengan imajinasi, antara pengetahuan dengan perasaan membuat essay berbeda dibanding jenis tulisan lainnya. Sebuah essay selayaknya dapat menghantarkan pembacanya untuk memahami persoalan dengan cara yang tidak njelimet dan (kadang) bernuansa santai, tetapi tetap sarat makna.

LMK (Lomba Menulis Kartini) deadline 15 April

by Persewaan Buku Duaduades on Thursday, March 24, 2011 at 10:18pm
Dalam rangka menyambut hari Kartini tanggal 21 April 2011 sekaligus untuk menghormati jasa pahlawan Kartini & meneruskan perjuangannya, maka Persewaan Buku Duaduades mengadakan Lomba Menulis Kartini (LMK).

Buatlah cerita asli, singkat, fiktif, tapi inspiratif tentang perjuangan, kehebatan dan keberhasilan wanita. Panjang cerita maksimal 500 kata dengan nama tokoh utamanya adalah Kartini. Panjang judul cerita maksimal 4 kata.

Kirimkan ceritamu ke :
- email : lombamenuliskartini@yahoo.co.id (sertakan nama Facebook-mu di bawah naskah)
- tag ke akun Facebook Persewaan Buku Duaduades
- serta tag ke minimal 21 akun Facebook teman-temanmu

Bagi karya yang paling menarik disediakan hadiah berupa :
Juara 1 : uang senilai Rp.1.000.000,- + sertifikat (dalam bentuk softcopy)
Juara 2 : uang senilai Rp. 500.000,- + sertifikat (dalam bentuk softcopy)
Juara 3 : uang senilai Rp. 250.000,- + sertifikat (dalam bentuk softcopy)
Juara Harapan 1 : uang senilai Rp. 125.000,- + sertifikat (dalam bentuk softcopy)
Juara Harapan 2 : uang senilai Rp. 125.000,- + sertifikat (dalam bentuk softcopy)

Semua peserta akan mendapatkan sertifikat kepesertaan dalam bentuk softcopy yang akan dikirim ke alamat email masing-masing.

Semua karya yang masuk menjadi milik panitia lomba termasuk hak publikasinya dalam bentuk apapun.

Lomba terbuka untuk umum, segala usia dan dimulai tanggal 28 Maret 2011 sampai dengan 15 April 2011.
Pengumuman pemenang akan dipampang di akun Facebook Persewaan Buku Duaduades pada tanggal 20 April 2011 sekitar pukul 22:00 WIB.

Biaya keikutsertaan lomba ini sangat murah, hanya Rp.25.000,-
Kirimkan ke :
-BCA Pasar Minggu - Jakarta, ac.5470325919 an.Endry Panggihputra Privantomo
atau
-Danamon Pemuda - Semarang, ac.003519086650 an.Endry Panggihputra Privantomo

Kirimkan naskah dan biaya keikutsertaan dalam hari yang sama.

Selamat berlomba dan mari kita teruskan perjuangan Kartini!

Dicari 21 Naskah untuk dibukukan ~Cara Hasfa Publishing Memperingati Hari Kartini 21 April 2011~

oleh Hasfa Publisher pada 31 Maret 2011 jam 13:41

Dicari 21 Naskah untuk dibukukan

Waktu pelaksanaan
1- 21 April 2011

Peserta:
Umum

Tema
Peran Wanita di Era Digittal

Alamat mengirim
Naskah dikirim ke hasfriends57@gmail.com, dengan tittle WANITA-nama penulis.

Penilaian
1. Orisinalitas;
2. Gaya bahasa; dan
3. konseptual

Pengumuman pemenang
30 Mei 2011

Ketentuan-ketentuan
1. Naskah esai.
2. Naskah tidak pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik.
3. Naskah ditulis di atas kertas ukuran A4, margin normal, 2 spasi, maksimal 3 halaman, Times New Romans 12 point, disertai fotenote / daftar pustaka bila terdapat rujukan atau kutipan.
4. 1 orang peserta hanya boleh mengirim maksimal 2 naskah.
5. Halaman akhir naskah dilengkapi dengan data pribadi ( nama, alamat, usia, no HP , kontak, email, dan no rekening -pribadi atau berwakil).
7. Setiap peserta diharuskan menulis isi pengumuman lomba ini di note FB masing-masing dengan men-tag 25 teman, fb hasfapublisher dan hasfriends
8. Naskah yang masuk menjadi milik panitia.
9. Keputusan panitia adalah kuat dan tidak dapat diganggu gugat.

Setiap penulis yang naskahnya dibukukan mendapatkan royalty 10% dari penjualan buku dibagi jumlah penulis (21 orang)

Salam Kebaruan. Selamat menulis!

Antologi Fabel 200 kata (Deadline 20 Maret-30 April 2011)

Salam hangat,
Taukah engkau fabel? Fabel adalah kisah-kisah yang meminjam dunia binatang sebagai tokoh yang bermain di dalamnya.
Meskipun pada kenyataannya, dunia "fabel" ternyata tidak hanya menarik bagi pencerita bacaan anak, tapi juga memukau kalangan dewasa.Sebut saja George Orwell dalam novelnya "Animal Farm" yang menggambarkan kebringasan politik "manusia" yang disimbolkan taman para para binatang.

Dengan ini saya mengajak temans-temans "fesbuker" untuk ikut meramaikan antologi FF yang akan saya buat.

Tema: Perjuangan dan Persahabatan
Pembaca: Untuk anak-anak usia 6-12 tahun
Tujuan: Menanamkan cinta anak akan persahabatan dan perjuangan

Syarat:
1. WNI
2. Tanpa batas umur
3.Panjang tulisan maksimal 200 kata, minimal 100 kata beserta judul
4. Menggunakan bahasa yang sederhana
5. Insyaallah akan berusaha saya tawarkan ke penerbit untuk diterbitkan.
5.Penghitungan royalti akan dibicarakan lebih lanjut
5. 2 Cerita terbaik akan mendapatkan pulsa senilai Rp 50.000,00[Tidak menutup kemungkinan hadiah akan bertambah, insyaallah akan saya carikan donatur.Bisa berupa paket buku ataupun merchandise khas Borobudur,Magelang,Jateng]
6. Publish materi lomba ke 25 temanmu dan penyelenggara
7.Cerita dikirim melalui inbox fb, agar lebih aman ,setelah itu kirim cerita kamu lewat email penyelenggara: syahid.muhammad27@yahoo.com
8.Setiap peserta hanya mengirimkan satu karya terbaiknya
dan setiap hari Ahad akan diadakan pengumuman peserta
9.Deadline 20 Maret-30 April 2011
10. Akan di ambil 29 cerita terbaik
11.Semoga saja tidak hanya penulis pemula yang ikut menyemarakkan antologi ini
12. Contoh cerita akan di publish di catatan berikutnya
13. Pengumuman pemenang tanggal 30 Mei 2011
14.Ayo tunggu apa lagi, buruan berkarya.
15. Jangan memandang siapa yang mengadakan kompetisi, mari berkarya karena memang kita cinta menulis. Dan jadikan ajang ini sebagai sarana untuk mengasah ketajaman pena kita.

Selamat berkarya temans,
Salam, Muhammad Syahid

WALL E


Ini merupakan kisah dimana bumi sudah dianggap tidak layak untuk menjadi tempat tinggal manusia dan bumi berubah menjadi tumpukan sampah yang tidak dapat diaur ulang akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat. Manusia sudah berusaha untuk mencari planet lain untuk tempat tinggal mereka. Akan tetapi tidak ada palnet yang seperti bumi. Mereka akhirnya memutuskan untuk menciptakan pesawat luar angkasa untuk tempat tinggal mereka sementara karena manusia membuat robot yang ditinggal dibumi yang ditugaskan untuk membersihkan sampah tersebut dengan cara dipres dan diberi nama WALL-E.
Wall-E dibumi telah punah tetapi ada satu yang masih aktif dan dia mempunyai sahabat berupa binatang kecil seperti kecoak mereka adalah sahabat yang selalu setia menemani Wall-E saat menjalankan tugas. Suatu hari ada pesawat luar angkasa yang datang kebumi mengirim robot probe bernama EVE yang bertugas mencari tanaman sebagai tanda apakah dibumi ada tanda-tanda kehidupan lagi.
Eve dan Wall-E berkenalan dan mereka pergi kerumah wall-E ternyata Wall-E memiliki tanaman kemudian ditunjukan kepada Eve teman barunya itu. Tak lama Eve terkaget dan memasukan tanaman kecil itu kedalam tubuhnya robot Eve mati untuk menanti dijemput kembali oleh pesawat luar angkasa. Pesawat pun datang ternyata Wall-E mengikuti pesawat tersebut dan meningglakan bumi karena dia jatuh cinta pada Eve.
Sampailah pesawat tersebut dipesawat induk yang ternyata juga berasal dari bumi yang bernama AXIOM. Wall-E tercengang ternyata dipesawat itu banyak sekali manusia yang menggunakan seperti kursi roda tetapi tak ada rodanya, memakai baju sama, melakukan komunikasi menggunakan komputer dan waktu siang malam diatur oleh seorang kapten dan pilot otimatis dipanggil Auto. Keberadaan tanaman itu merupakan kabar gembira bagi kapten akan tetapi Auto telah disetting untuk melarng setiap kapten untuk kembali kebumi dengan alasan bumi tidak bisa ditempati.
Pertarungan pun terjadi antara Auto dan kapten secara sengit yang dimana kapten mendapat bantuan dari Wall-E dan Eve akan tetapi Auto memiliki anak buah robot yang juga membantunya. Manusia disini juga berjuang untuk berdiri dan jalan karena mereka dimanjakan dengan teknologi. Akhirnya peperangan ini dimenangkan oleh kapten dengan segenap perjuangan kapten, Wall-e, Eve dan semua seisi pesawat dan kembali kebumi. Akan tetapi Wall-E lupa ingatan sebab dia disiksa dan alat ditubunya rusak total dan kemudian diganti oleh Eve dengan suku cadang dibumi dan Wall-E dapat mengingat semua kembali.

Pagimu Senjaku

Mulailah mencintai senja
Walau pagi merekah bukan sahabat
Mulailah mencintai asa
Karena hati menuntut pengobat

Kala senja
Hatiku di ketuk palu sembilu
Kabar baikmu, petir bagiku
Membakar asaku

Kini pagi
Hatiku telah luluh tanpa rasa
Badai semalam jadi penyelamat
Semburat hati hina kelana

Mari mulai mencintai senja
Karena pagi merekah ternyata bersahabat

Pagimu, senja bagiku

*teruntuk para penjaga hati ''Never say never'' -judul buku bieber-

Edelwise Tsurayya dalam temaram mentari menanjak pada 18 Maret 2011 (12.53 pm)

Temaram Pelangi Malam

Kususuri pesisir pantai tanpa alas kaki. kuinjak perlahan butiran halus yang telah menemani sedari tadi. Buaian ombak sesekali menerpa kulit kakiku, sesekali berhenti hanya sekedar mengusap peluh yang menetes di kening.

Matahari tampak bercengkrama di angkasa, sinarnya terik. Anugerah bagi tumbuhan yang sedang berfhotosintesis. Namun kali ini matahari tak bersahabat denganku. Aku yang sudah lima hari menyusuri pantai ini, tanpa teman dan belum bertemu seseorangpun. “Apakah sahabat-sahabatku masih hidup?” gumamaku melintas sesaat, namun aku sibuk resah dengan kondisiku.

Lelah hinggap, kusandarkan punggung pada sebatang nyiur, sembari menghapus peluh dan membongkar ranselku yang masih melekat dipunggung sejak hari naas di kapal itu, aku berharap menemukan makanan terakhir yang bisa kutelan. Sejak pagi aku hanya minum air kelapa, hanya itu yang kutemukan di pulau ini, benar-benar tak berpenghuni.
Sang mentari pun bergeser perlahan pulang keperaduaannya. Kini hanya remang-remang rembulan yang menemani. Mengingatkan pada istriku, sahabat kala mengagumi bulan tiap malam.

“Abang, batalkan saja perjalanan abang ke Pulau Bangka.” Rengek Liana istriku

“Tidak bisa sayang, Abang sudah buat jadwal perjalanan dengan teman-teman, ini tanggung jawab pekerjaan Abang sebagai ketua tim ekspedisi!”

“Terus terang, Liana khawatir. Apalagi semalam Liana bermimpi ada pelangi di kegelapan malam, saat kita berdua memandangi rembulan. Itukan tandanya …” Liana tak melanjutkan, buru-buru kutempelkan jari dibibirnya.

“Mudah-mudahan itu hanya bunga tidurmu saying, kau tahu kan, pelangi itu indah!” kukecup keningnya dan tarik selimut hangat untuknya.

Aku terhenyak, angin menerpa wajahku yang mulai berantakan tak terawat. Tubuhku lemah namaun tetap menyimpan harapan. “Mereka pasti menemukanku!”

Perapian yang kubuat tampak mengepul, perlahan kutambahkan beberapa ranting kayu supaya makin membara. Riuh suara binatang malam memecah keheningan, aku terperanjat tatkala terlihat sayup-sayup cahaya mendekat, makin kutambah kayu bakar pada perapian dengan segera.

Dibawah cahaya bulan, perahu boat tim SAR membawaku menuju lautan lepas. Tubuhku dibalut selimut tebal. Mataku terpaku pada bola bulan terang di langit malam itu. Rembulan yang dikeliling lingkaran Halo. “Itukah pelangi di malam hari sayang!” gumamku mendesis diiringi pudarnya pandangan mataku. Gelap.

***

[EdT]
Ruang serba gunaku~
Kayuagung, 16 Maret 2011, 12 pm hingga 13 pm
 
Alhamdulillah kisah ini telah dibukukan salam Antologi Kisah Pelangi (jilid 3)

Zikir Bintang-bintang

Mari bimbing aku berzikir wahai bintang-bintang
Zikir cinta untuk yang Maha Cinta
Zikir hamba yg mengharap cinta Nya
Zikir keikhlasan yang di bawa sang bintang

Kala langit terang di buai siang, kau sembunyi malu
Kala langit kelam di selimut malam, kau bersinar berpendar
Cahaya yang hadir dari pancaran diri
Cahaya yang dicipta oleh Maha Cinta

Selimuti malamku dengan terus berzikir
Bersamamu galaksi bintangku
Zikir penuh keikhlasan dan keimanan
Zikir bintang-bintang




[EdT]
#18januaridinihari2.56.a.m2011

Bunga dan Lelaki Gurun


Apa kabar bunga? Apa kini yang ditangisinya? Malam kini tak lagi menyimpan rahasia. Malam sudah mabuk dengan langit yang purnama. Malam telah membubung mengarak dan mengaduh  ditepi langit. 
Rindu. Ingin naik menjumpainya, sekedar memberi ucapan selamat atau menyentuh ujung rindu langit. Meski untuk itu dia selalu menjerit sakit. Sakit! Tidak kah kau sadar? Ia begitu kesakitan? Dan langit mungkin hanya mencibir “Pergilah”, pergi ke tempat dimana cinta tak dapat tumbuh!
Tapi bunga, tempat seperti apa itu? Dimana? Adakah sebuah tempat dimana cinta tidak pernah lahir dan tumbuh? Jika ada, berikanlah aku jalan, dan tanpa menoleh aku akan pergi kesana.
Kini malam menjadi penghulu orang-orang gila. Sulit bagi kita untuk mebujuknya.  Pasti ia tidak ingin meninggalkan kehidupannya. Malam kini duka. Malam kini ragu. Malam adalah guliran embun diatas daun-daun ketika subuh beranjak dari mimpi. Malam adalah ombak yang pasang  surut. Malam adalah… sakit.
Malam adalah sakit. Seperti matahari yang terjatuh kedalan riakan air.
Bungaku,… kaukah malam? Kemarilah……

            Berkali-kali ku baca surat itu, sedikitku pun tak kupahami “Apa maksud dari tulisanmu lelaki gurun?”
Surat ke-sembilannya, sejak tujuh tahun lalu kami berpisah. Pilihannya menuntut ilmu di Al Azhar Cairo. “Sungguh aku tak paham maksud surat ini” keluhku pada malam
Ku buka kembali file surat elektronikku yang kukirim tiga hari lalu, “Adakah tulisanku yang tak dia mengerti?”

            Lelaki gurun, apa kabar dunia timur? Kudengar di televisi, Mesir sedang bergejolak. Semoga engkau baik-baik saja disana. Maafkan aku karena tidak bisa mengirim lewat pos seperti kebiasaanmu. Terlalu lama, waktuku tak banyak.
 Sekali lagi maaf lelaki gurun. Aku tidak bisa menolak keputusan orang tuaku. Mereka cerita, ternyata aku telah dijodohkan. Orang tuaku harus setuju, karena kekekku telah sepakat dua puluh empat tahun lalu dengan sahabatnya, terasa pedih kenyataan ini.
Pekan depan aku dilamar. Itu artinya, kisah kita jadi sejarah. Sungguh aku tak dapat menolak, ini demi kakekku. Maafkan aku, kita tak bisa berbuat banyak. Aku dengar nama kecilnya dari adikku tapi aku lupa, jadi aku tak bisa memberitahumu. 

Dering handphone memecah konsentrasiku, “Nomor asing” Gumamku
“Assalamualaikum Miya..!” Terdengar suara terburu-buru namun tak ku kenal
“Wa’alaikumsalam!” Jawabku cemas
“Miya, ini Fikri. Besok aku harus pulang ke Indonesia, kakekku sakit dan minta aku pulang! Emailku sudah baca? Tentang hal itu, kita hanya bisa terima dengan ikhlas.
“Aku  ikhlas kak Fikri, Insyaallah” Jawabku pelan namun menyimpan sedih
“Baiklah, sudah dulu ya! Wassalamulaaikum!”
***
Keluarga telah berkumpul, dari kedua belah pihak. Acara lamaran telah dimulai. Aku duduk paling sudut. Tertunduk sambil tak henti berzikir untuk menenangkan hati, di sampingku ada adikku bersama keluarga.
“Bagaimana ananda Kimiya Zahra, apakah menerima pinangan dari keluarga besar Alam Syah? Suara sang juru bicara mengagetkanku
“Apakah aku harus mengangguk atau menggeleng?” Gumamku dalam hati
Ku beranikan mencuri pandang dan “Saya terima dan bersedia!” Ungkapku spontan dan tanpa sengaja tatapan mata kami bertemu. Wajah itu, telah ku kenal sejak tujuh tahun lalu waktu sekolah. “Subhanallah terima kasih Ya Allah, dia lelaki gurun itu, Fikri Alam Syah!”


-483 kata-

 Cerita ini di ikutsertakan pada lomba cipta flash fiction perjodohan oleh Hasfa Publisher
Alhamdulillah masuk 75 besar dan akan dibukukan ^_^